Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal MPR Siti Fauziah mengatakan para guru, khususnya guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD), merupakan garda terdepan untuk memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar MPR RI.

“Saya percaya bahwa para guru PAUD dan Sekolah Dasar adalah garda terdepan yang membentuk kepribadian anak bangsa. Di tangan bapak dan ibu guru ini lah nilai-nilai seperti kejujuran, gotong royong, dan cinta Tanah Air dikenalkan secara implementatif,” kata Titi, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Hal itu disampaikannya ketika membuka Forum Konsultasi Publik (FKP) dengan tema “Metode/Pendekatan Penyebaran Informasi tentang MPR RI kepada Anak Usia Dini dan Siswa Sekolah Dasar” di Garut, Jawa Barat, Jumat.

Dia meyakini jika pada usia dini berhasil memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan dengan metode yang tepat maka akan meletakkan dasar kuat bagi tumbuhnya generasi muda yang cinta Tanah Air dan menjunjung tinggi semangat kebangsaan.

“FKP ini kami maksudkan sebagai ruang dialog, ruang tukar gagasan, serta ruang pencarian pendekatan terbaik dalam menyampaikan informasi tentang MPR dan Empat Pilar kepada segmen masyarakat yang sangat penting dan mendasar, yaitu anak usia dini dan siswa sekolah dasar,” katanya.

Sebab, kata dia, usia dini merupakan tahapan penting bagi periode emas perkembangan kognitif dan afektif anak.

"Di masa ini, anak masih kosong karena itu apa yang tertanam dalam memori dan emosi anak akan menjadi fondasi bagi kehidupannya di masa depan," ucapnya.

Terlebih, lanjut dia, anak usia dini dan sekolah dasar merupakan angkatan yang akan menjadi generasi emas bagi Indonesia pada tahun 2045 atau saat kemerdekaan Indonesia genap berusia 100 tahun.

"Merekalah generasi penerus bangsa, mereka yang akan menjadi pemimpin bangsa. Mereka harus menjadi generasi kebanggaan bangsa," ujarnya.

Namun, dia menyadari anak-anak sekarang hidup, tumbuh dan berkembang dalam dunia yang berubah sangat cepat akibat perkembangan pesat teknologi informasi.

"Sekarang ini anak-anak usia balita sudah pandai membuka laman TikTok di handphone," tuturnya.

Untuk itu, dia mengingatkan pentingnya memberkan perhatian kepada anak usia dini dan sekolah dasar yang hidup di tengah arus kemajuan teknologi informasi sebab berpotensi mengikis nilai kebangsaan

"Kemajuan teknologi informasi di satu sisi memang memberikan informasi dan ilmu pengetahuan, namun saat bersamaan budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai ke-Indonesiaan dapat merusak keadaban, sopan santun, bahkan mengikis nilai-nilai Pancasila," katanya.

Adapun dalam kegiatan tersebut, Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR Anies Mayangsari Muninggar menjelaskan tentang kelembagaan MPR dan kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR, serta kedudukan MPR dalam sistem ketatanegaraan yang sudah berubah setelah UUD diamandemen.

"Kalau pada waktu dulu kita mengatakan bahwa MPR adalah lembaga tertinggi negara, dan lembaga lainnya DPR, BPK, DPA, MA, adalah lembaga tinggi negara, maka setelah UUD diamandemen, MPR sejajar dengan lembaga lainnya, karena itu penyebutannya menjadi lembaga negara. Jadi bapak dan ibu guru jangan lagi menyebut MPR sebagai lembaga tertinggi negara," kata dia.

Diketahui, kegiatan FKP tersebut diselenggarakan MPR RI bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, yang diikuti oleh para kepala sekolah, serta para guru PAUD dan SD di lingkungan setempat.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025