
“Kami dari PDI Perjuangan di Bulan Bung Karno melakukan penanaman pohon, sengaja di Parapat karena di tempat ini baru kena banjir. Kenapa banjir, salah satunya karena hutan digunduli,”
Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu melaksanakan aksi tanam pohon untuk penghijauan di lokasi rawan banjir bandang dan tanah longsor sekaligus memperingati Bulan Bung Karno di Kelurahan Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa.
“Kami dari PDI Perjuangan di Bulan Bung Karno melakukan penanaman pohon, sengaja di Parapat karena di tempat ini baru kena banjir. Kenapa banjir, salah satunya karena hutan digunduli,” kata Bane dalam keterangan yang diterima di Jakarta.
Acara tanam pohon yang mengambil tema “Menanam Pohon Merawat Bumi” itu juga dilakukan untuk melestarikan kawasan Danau Toba yang status global geopark-nya tengah mendapat kartu kuning dari UNESCO.
Adapun pohon yang ditanam dalam acara tersebut merupakan beragam pohon buah, seperti alpukat, matoa, jambu batu, kelengkeng, serta ratusan bibit pohon lain yang diserahkan langsung kepada masyarakat.
“Kita menanam pohon yang mendatangkan keuntungan, menanam tanaman buah agar dirawat dan bermanfaat. Jika masing-masing dari kita menanam pohon, memelihara lingkungan, dampaknya pasti luar biasa,” ucapnya.
Sementara itu, Camat Girsang Sipangan Bolon Victor Sijabat mengapresiasi aksi penanaman pohon di lokasi tersebut. Dia pun meyakini hasil dari penanaman pohon akan bermanfaat untuk masyarakat di kemudian hari.
“Kami menyambut baik penanaman pohon, ini sebagai bentuk keaktifan, responsif terhadap alam ancaman bencana alam yang sangat-sangat membahayakan,” tuturnya.
Usai aksi penanaman pohon, acara kemudian dilanjutkan dengan pentas pembacaan puisi dari seniman Pondok Kreatif Parapat berjudul “Aku Melihat Indonesia” di Pesanggrahan Bung Karno, Parapat.
Bane pun menuturkan bahwa Parapat memiliki potensi pariwisata dari keindahan alam, budaya, dan sejarah.
“Tinta sejarah kemerdekaan Indonesia ada di Parapat, kalau cerita sejarah besar di Parapat ini terus diceritakan, dipromosikan, pasti dahsyat luar biasa,” kata dia.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
No responses yet